"
Matahari tidak pernah meninggalkan bumi sekalipun bumi tidak mampu
melihatnya. Entah oleh mendung, gelap, ataupun hujan lebat. Sekalipun
bumi tidak bisa merasakan kehadirannya dimalam hari. Matahari titipkan
cintanya kepada Bulan. Memberi ruang kepada bumi agar bumi paham bahwa
ada atau tiadanya matahari langit tetaplah menawan..
Ah, kamu tahu? Hujan tidak pernah tahu di mana ia jatuh. Maka beruntunglah hujan yang jatuh di tempat yang tepat. Di tempat yang sedang membutuhkan hujan." ( Kurniawan Gunadi, Hujan Matahari )
" Dan ketika banyak payung yang ingin memayungiku, tetap satu yang akan
kupilih menjadi payung seumur hidupku .. ,- Dibawah payungmu aku
bernaung, masih rahasia didalam genggamanNya.. DKS,- 💛💙💜💚
Dina Karlina Sari
Minggu, 10 Januari 2016
Jumat, 06 Maret 2015
" Hikmah dibalik doa-doa yang belum terkabul "
ADA seseorang yang rajin berdoa, meminta sesuatu kepada Allah. Orangnya begitu sholeh dan ibadahnya pun baik. Tetapi do’a yang dipanjatkannya tak kunjung terkabul.
Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan berlalu juga belum terkabul. Tetap dia meneruskan do’anya. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga.
Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong. Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doakan, semuanya dipenuhi.
Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun mendatangi seorang ustadz. Berceritalah dia mengenai permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah mendapat apa yang dia inginkan.
Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah sang ustadz ke orang shalih ini, “Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak benar, suaranya fals, bagaimana?”
Orang sholeh tadi menjawab, “Segera saya kasih Pak Ustadz, gak tahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.”
“Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana?” tanya sang ustadz lagi.
Orang shalih pun segera menjawab, “Wah, kalo gitu, saya dengerin, Ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500 rupiah, yang ini 50.000 rupiah juga berani, Ustadz.”
Pak ustadz pun tersenyum dan menjelaskan “Begitulah Nak… Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia ingin menahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedekat ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar daripada apa yang kamu minta.”
“Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi,” lanjut sang ustadz.
“Dan yakinlah,” kata sang ustadz, “kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, Nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.”
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul sangat menyayanginya.
Percayalah, Allah akan segera menjawab doa dan mengabulkannya.. Bersabarlah :)
ADA seseorang yang rajin berdoa, meminta sesuatu kepada Allah. Orangnya begitu sholeh dan ibadahnya pun baik. Tetapi do’a yang dipanjatkannya tak kunjung terkabul.
Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan berlalu juga belum terkabul. Tetap dia meneruskan do’anya. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga.
Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong. Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doakan, semuanya dipenuhi.
Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun mendatangi seorang ustadz. Berceritalah dia mengenai permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah mendapat apa yang dia inginkan.
Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah sang ustadz ke orang shalih ini, “Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak benar, suaranya fals, bagaimana?”
Orang sholeh tadi menjawab, “Segera saya kasih Pak Ustadz, gak tahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.”
“Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana?” tanya sang ustadz lagi.
Orang shalih pun segera menjawab, “Wah, kalo gitu, saya dengerin, Ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500 rupiah, yang ini 50.000 rupiah juga berani, Ustadz.”
Pak ustadz pun tersenyum dan menjelaskan “Begitulah Nak… Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia ingin menahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedekat ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar daripada apa yang kamu minta.”
“Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi,” lanjut sang ustadz.
“Dan yakinlah,” kata sang ustadz, “kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, Nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.”
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul sangat menyayanginya.
Percayalah, Allah akan segera menjawab doa dan mengabulkannya.. Bersabarlah :)
Selasa, 03 Februari 2015
Surat Untuk Pangeranku...
Teruntuk Pangeranku tersayang,
Hei, Pangeranku..
Kita semua pasti pernah punya atau sedang mengalami keadaan seperti diatas bukan ?
Begitu baca postingan diatas itu "nyessss" banget rasanya ya kan...
InsyaAllah, semua akan indah pada waktunya.. Sebagaimana janji-janji Allah dalam Al-Quran..
Semoga Bermanfaat bagi semuanya. jangan galau-galau lagi ya teman-teman semua, percayalah, Allah telah mempersiapkan semuanya, yang lebih indah..
Kamu tahu,
Hari ini aku menyadari bahwa,
Ada saatnya, di mana aku terdiam seorang diri menatap peta dunia di
depanku dan sibuk menerka-nerka, di manakah keberadaanmu sekarang?
Di luar negerikah? Atau ternyata kau berada di Indonesia? Di Pulau
Jawakah? Di pulau seberangkah? Atau yang lebih gila, kau sebenarnya ada
di dalam jarak pandangku?
Hei, Pangeranku..
Ada saatnya, aku mulai mengira-ngira seberapa jauh sekarang kau mengacu kudamu ke arah istana rumahku.
Apakah sudah dekat? Apakah kau tersesat?
Ada saatnya, aku sibuk membayangkan, seberapa jauh kau sudah mulai bergerak mendekat?
Seberapa kotor pakaianmu karena terkena debu, hujan, angin dan segala
peristiwa alam yang terjadi di perjalanan menuju istana rumahku.
Seberapa letih dirimu karena perjalanan panjang yang belum juga ada akhirnya.
Kau tahu, betapa dalam rasa sedihku, membayangkan dirimu lelah memacu
kudamu seorang diri ke arah rute rumahku yang asing, terasa terjal dan
berliku bagimu?
Kau tahu, betapa hancur hatiku jika membayangkan kau tiba-tiba berhenti
di tengah persimpangan dan bimbang untuk melanjutkan perjalanan, karena
ada rasa ragu yang tiba-tiba muncul di dalam hatimu?
Sebuah perasaan ragu yang menggulung bagaikan angin kencang
menghempaskan pepohonan, menerpa hatimu dengan hentakan keras yang
sanggup menghentikan laju kudamu.
Sebuah pertanyaan tiba-tiba yang ntah dari mana datangnya mengganggu perjalananmu,
"Apakah benar, Dia itu Putri yang selama ini Tuhan siapkan untukku?"
Dan kau berada di persimpangan jalan.
Bimbang memutuskan untuk terus melaju ke arah istana rumahku atau memutuskan untuk berganti arah menuju istana putri lain,
Wahai Pangeranku,
Tahukah kau..
Ada saatnya, aku menangis dalam do'aku.
Meminta kepada Tuhan dengan air mata yang jatuh tak terbendung,
Meminta dengan sungguh-sungguh agar Ia selalu melindungi perjalananmu.
Agar Ia memberikan cahaya-Nya jika kegelapan malam datang mendekat.
Mengutus malaikat tanpa sayap-Nya, untuk menunjukkan jalan jika kau tersesat.
Memberi keyakinan dalam dirimu bahwa jalan yang sekarang kau ambil ini sudah benar dan belum terlambat.
Pangeranku, tahukah kau..
Aku bangga kepadamu karena kau berusaha mati-matian berjuang.
Berjuang memantaskan dirimu,
membuat tiang-tiang pondasi agama yang kokoh, menghujam tajam ke dalam hatimu.
Mempersiapkan segala hal yang diperlukan dengan matang, agar sanggup menjawab setiap pertanyaan yang diajukan keluargaku.
Datang dengan gagah berani beserta keyakinan kuat dalam hati meyakinkan
semua orang bahwa kau adalah pangeran yang selama ini dinanti.
Meyakinkanku dengan lembut bahwa dirimulah sesungguhnya pangeran yang selama ini direncanakan Tuhan untukku.
Berujar dengan kata-katamu yang meneduhkan bahwa kau siap menjadi imamku.
Jadi Pangeranku,
Aku menunggumu. Menunggumu dalam ketaatan.
Di sini, tidak kemana-mana.
Hanya di sini, di bawah naungan istana rumahku.
Jaga dirimu selalu ya..
Aku mendoakanmu :)
Tulisan dari salah satu blog teman, Nadhira Arini : http://nadhira-arini.blogspot.com
Kita semua pasti pernah punya atau sedang mengalami keadaan seperti diatas bukan ?
Begitu baca postingan diatas itu "nyessss" banget rasanya ya kan...
InsyaAllah, semua akan indah pada waktunya.. Sebagaimana janji-janji Allah dalam Al-Quran..
Semoga Bermanfaat bagi semuanya. jangan galau-galau lagi ya teman-teman semua, percayalah, Allah telah mempersiapkan semuanya, yang lebih indah..
وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ
يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ
ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ
أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌۭ
“Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana” [QS. At Taubah (9):71].
Percayalah, Janji Allah itu pasti... Lebih pasti dan lebih indah daripada janji-janji seorang manusia ^_^
Menunggulah dalam ketaatan..
Menunggulah dalam ketaatan..
Minggu, 04 Januari 2015
Assalammualaikum, 2015
" Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing,
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS 55:19-21) "
" Terima kasih untuk satu hari lagi yang Engkau beri, Ya Allah " - Ashima / Asma ; Assalammualaikum Beijing "
2014... terima kasih atas semuanya... perjalanan dan pelajaran yang asam, manis, pahit, merica, nano-nano..
terima kasih sudah membawa saya bermetamorfosa..
dina percaya, setiap kejadian yang terjadi adalah rencana terbaik yang Allah beri untuk kita..
terima kasih Ya Allah... semoga dina tetap istiqomah di jalanMu.. semoga tahun ini menjadikan dina menjadi pribadi yang lebih baik lagi...menjadi gadis, wanita muslimah sesungguhnya ^_^ :)
Assalammualaikum, 2015 :)
Langganan:
Komentar (Atom)


